Bogor(TAMAPAHAN.COM)Rencana Pemerintah Kabupaten Bogor menggelontorkan anggaran sebesar Rp 2 miliar untuk penyelenggaraan sebuah event besar bertajuk “Bogor Overland” pada Desember 2025 menuai kritik tajam. Program yang tercatat dalam dokumen RUP Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor tersebut mencakup penyediaan influencer, dekorasi megah, publikasi nasional, hingga pengisi acara selebritas.
Di tengah glamornya agenda itu, di berbagai wilayah Kabupaten Bogor masih banyak warga yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar. Ironi ini disorot keras oleh Rizwan Riswanto, Ketua Badan Peneliti Independen Kekayaan Penyelenggara Negara dan Pengawas Anggaran Republik Indonesia (BPI KPNPA RI) Cabang Bogor.
“Pemerintah merencanakan pesta besar dengan biaya miliaran, sementara rakyat di pelosok Bogor masih berjuang untuk sekadar makan. Ini penghinaan terhadap rasa keadilan masyarakat,” tegas Rizwan. Hari jumat, tgl (12/12/2025).
Menurutnya, kondisi lapangan sangat jauh dari megahnya perencanaan anggaran. Masih ada warga yang harus antre bantuan beras, keluarga yang makan sehari sekali, dan anak-anak yang putus sekolah karena ekonomi. Di tengah situasi itu, muncul alokasi anggaran besar untuk acara hiburan yang dianggap tidak mendesak.
“Kami bukan anti-kegiatan pariwisata, tapi tolong prioritaskan hati nurani. Ketika rakyat masih lapar, pesta-pesta bukanlah jawaban.” ujar Rizwan.
Ia menilai, pemerintah seharusnya mengutamakan pemulihan ekonomi masyarakat kecil, memperbaiki infrastruktur dasar, dan memastikan program bantuan tepat sasaran sebelum menggelar acara berskala besar. Penggunaan pagu APBD untuk kegiatan yang dinilai kurang menyentuh kebutuhan rakyat dinilai tidak sensitif terhadap kondisi sosial yang nyata.
Rizwan menegaskan bahwa BPI KPNPA RI Cabang Bogor akan mengawal ketat seluruh proses penganggaran hingga pelaksanaan. Ia meminta Pemkab Bogor membuka detail manfaat dan urgensi kegiatan tersebut kepada publik.
“Setiap rupiah uang rakyat harus memiliki rasa. Jangan sampai Pemkab lebih sibuk menghias panggung, tapi lupa bahwa di balik panggung itu ada rakyat yang sedang menahan lapar,” pungkasnya.(DAVI/TIM)
