Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Pengacara Toni RM Diminta Dampingi Keluarga Korban Dugaan Pembunuhan Sadis di Rumah Kos

Minggu, 10 Agustus 2025 | Minggu, Agustus 10, 2025 WIB Last Updated 2025-08-10T07:35:53Z

INDRAMAYU, tampahan.com - Pengacara kondang Toni, S.H, M.H diminta dampingi keluarga korban dugaan pembunuhan gadis asal Desa Rambatan Wetan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu yang sempat viral, Minggu (10/08/2025). 


Sebelumnya diketahui, seorang wanita muda ditemukan tewas mengenaskan di dalam kamar Rifda Kost 4, tubuhnya penuh luka bakar dan tergeletak tanpa nyawa. Peristiwa ini langsung memicu dugaan pembunuhan. Korban diketahui bernama Putri Apriyani, warga Desa Rambatan Wetan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu.

Toni RM juga mengatakan bahwa dirinya baru saja dihubungi oleh keluarga korban. Polisi dari Polres Indramayu meminta keluarga untuk datang membuat laporan resmi, dan dirinya diminta untuk mendampingi ayah korban. 


“Insya Allah jam 2 siang setelah prosesi pemakaman selesai, saya akan dampingi ayah korban membuat laporan Polisi," ungkap Toni RM dalam sebuah unggahan di akun Facebook pribadinya.


Sementara itu, dalam unggahan akun media sosial (Facebook) Toni RM juga menceritakan kondisi jenazah Putri Apriyani saat diserahkan kepada pihak keluarga pada Sabtu malam (9/8/2025) di Desa Rambatan Wetan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu.


Dijelaskannya, terdapat jahitan pada leher korban usai proses autopsi yang dilakukan pihak terkait. Ia menegaskan kondisi tersebut menunjukkan adanya pemeriksaan medis mendalam terhadap jenazah, namun masih menyisakan pertanyaan di pihak keluarga.


“Pada leher korban terdapat jahitan karena dilakukan autopsi,” ujar Toni RM, Minggu (10/8/2025).


Menurut informasi keterangan keluarga, petugas yang menyampaikan hasil autopsi awal menyebut korban meninggal akibat kehabisan napas. Namun, pihak keluarga merasa tidak puas dengan penjelasan tersebut. Akibatnya, keluarga korban meminta agar dilakukan autopsi ulang, namun informasi yang didapat wartawan tampahan.com hingga kini, hasil autopsi ulang itu belum disampaikan.


Menurut Toni RM, proses pemeriksaan ulang ini menjadi penting untuk memastikan kebenaran penyebab kematian korban, Ia menambahkan bahwa proses pemeriksaan ulang ini menjadi penting untuk memastikan kebenaran penyebab kematian korban. Toni juga menilai jika benar petugas melakukan autopsi ulang setelah adanya protes dari keluarga, hal itu mencerminkan kurangnya profesionalisme.


Menurutnya, jika sejak awal diketahui jenazah diduga korban tindak pidana, petugas harus lebih teliti dan memiliki rasa curiga terhadap kondisi tubuh korban, baik bagian luar maupun organ dalam.


“Petugas autopsi harus jeli, teliti, dan punya rasa curiga terhadap setiap tanda di tubuh korban. Itu bagian dari profesionalitas. Keluarga merasa aneh jika hasilnya hanya kehabisan napas, apalagi ada dugaan korban meninggal tidak wajar," tegas Toni RM.


Ia menambahkan bahwa koordinasi antara penyelidik, penyidik, dan petugas autopsi sangat krusial untuk mengungkap penyebab kematian. Toni mencontohkan, jika ada kecurigaan korban dicekik, maka pemeriksaan harus difokuskan pada tanda-tanda bekas cekikan di leher.


Begitu pula jika ada indikasi lain yang ditemukan dari hasil olah TKP dan pemeriksaan barang bukti, termasuk rekaman CCTV.


“Informasi dari penyelidik sangat penting bagi petugas autopsi, karena mereka yang pertama kali memeriksa TKP dan barang bukti,” imbuhnya. 


Ia mengingatkan bahwa pemeriksaan luar (visum) maupun dalam (autopsi) harus mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) tetapi juga mempertimbangkan kemungkinan yang disampaikan penyidik.


Toni menegaskan bahwa pihaknya menunggu hasil autopsi ulang tersebut untuk mengetahui perkembangan kasus.


Tomsus

×
Berita Terbaru Update