Unggaran Barat(TAMPAHAN.COM)masa panen alpukat yang belum tiba di dusun Tegalrejo,Desa lerep,Kabupaten Ungaran Barat,menjadi tantangan bagi para petani,terutama di sentra alpukat setempat. p
Program diversifikasi pangan yang dilakukan oleh KKNT IDBU tim 58 kelompok 1 universitas Diponegoro di dusun Tegalrejo mengenai olahan tepung biji alpukat memiliki keterkaitan yang relevan dan strategis dalam konteks ketahanan pangan menjadi bagian dari Sustainable Development (SDGs) No 2
Diversifikasi pangan adalah upaya mengganti ketergantungan pada komoditas pokok tertentu seperti,beras,gula dan garam dengan memaksimalkan pemanfaatan ragam bahan pangan lokal, sehingga ketersediaan pangan meningkat dan Gigi masyarakat lebih terjaga,hal tersebut sejalan dengan tujuan SDGs nomor 2, yang menargetkan untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, meningkatkan gizi dan mendorong pertanian yang berkelanjutan
Biji alpukat yang selama ini kerap terbuang atau dianggap limbah ternyata menyimpan potensi besar sebagai bahan pangan fungsional,mahasiswa KKN IDBU tim 58 kelompok 1 universitas Diponegoro, menginisiasi pelatihan dan pendampingan pengolahan biji alpukat menjadi tepung yang dapat diolah lanjut menjadi berbagai produk pangan alternatif, seperti cemilan atau bahan baku makanan sehat
Ketua Kelompok Wanita Tim( KWT) dusun Tegalrejo, ibu mugiawati menyampaikan bahwa inovasi utama dalam pengolahan ini adalah teknik merebus biji alpukat sebelum diolah menjadi tepung, metode perebusan ini efektif menghilangkan rasa pahit dan menghasilkan tepung dengan tekstur lebih halus yang lebih mudah diterima oleh masyarakat,menurut beliau ini inovasi ini sangat berarti karena memperbaiki kualitas produk dan memperluas peluang pemasaran sehingga mendukung pemberdayaan ekonomi keluarga di dusun tersebut
Program ini tidak hanya menjadi usaha pemberdayaan masyarakat di tengah keterbatasan produksi buah alpukat segar, tetapi juga meningkatkan nilai tambah potensi lokal yang belum tergarap maksimal.Dengan diversifikasi ini diharapkan ketahanan pangan warga dusun Tegalrejo dapat semakin terjaga serta membuka peluang ekonomi baru di sektor pangan berbasis sumber daya lokal
Seiring keberlangsungan program, masyarakat juga diajak untuk aktif mengelola dan mengembangkan produk olahan tepung biji alpukat sehingga tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan pokok seperti tepung terigu dari impor, tetapi juga meningkatkan kemandirian pangan desa
Pendekatan kolaboratif antara mahasiswa, warga setempat dan berbagai pihak terkait diharapkan dapat terus mendorong inovasi pangan berbasis sumber daya lokal,sehingga potensi dusun Tegalrejo di bidang pertanian lebih berkembang dan berdampak positif jangka panjang(DEWY, RATNA)