Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Akar Desa Indonesia dalam Tiga Hari Galang 498 Pemuda Desa Bantu Korban Banjir Sumatera

Rabu, 03 Desember 2025 | Rabu, Desember 03, 2025 WIB Last Updated 2025-12-03T11:47:34Z

 Jakarta(TAMAPAHAN.COM)Akar Desa Indonesia mengumumkan gerakan cepat tanggap bencana yang berhasil menghimpun 498 pemuda desa dari berbagai wilayah Indonesia hanya dalam waktu tiga hari untuk membantu korban banjir besar di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Banjir yang melanda kawasan Sumatera pada akhir pekan lalu bukan hanya merendam rumah, fasilitas umum, serta lahan pertanian, tetapi juga menyisakan duka bagi banyak keluarga yang kehilangan tempat tinggal, akses pangan, dan sumber penghidupan. Di tengah situasi tersebut, pemuda desa kembali menunjukkan bahwa solidaritas adalah modal sosial terpenting bangsa ini.

Sebagai Ketua Umum Akar Desa Indonesia, saya, Rifqi Nuril Huda, melihat sendiri bagaimana jejaring pemuda desa dari berbagai provinsi bergerak secara spontan, bergotong royong, dan tanpa menunggu komando panjang. Hanya dalam tiga hari, relawan muda desa berhasil mengumpulkan kebutuhan darurat berupa logistik pangan, pakaian layak, obat-obatan, perlengkapan sanitasi, serta dukungan transportasi untuk menjangkau lokasi-lokasi yang terdampak paling parah. Beberapa kelompok bahkan mengoordinasikan dapur umum dan pos pemulihan psikososial sederhana bagi anak-anak dan lansia di lokasi pengungsian.

Gerak cepat ini lahir dari kesadaran bahwa bencana bukan sekadar peristiwa alam, tetapi juga konsekuensi dari kerentanan ekologis yang semakin melebar. Kerusakan hutan, buruknya tata kelola sungai, serta lemahnya kontrol atas aktivitas ekstraktif berperan besar dalam memperparah risiko banjir. 

Pemuda desa memahami hal tersebut bukan dari ruang kelas, tetapi dari pengalaman hidup mereka yang bersentuhan langsung dengan alam, pertanian, air, dan ruang hidup desa. Oleh sebab itu, respon kemanusiaan ini bukan hanya bentuk kepedulian, tetapi juga refleksi kritis atas keberlanjutan lingkungan yang semakin terancam.

Kami menekankan bahwa solidaritas ini tidak boleh berhenti pada tahap darurat. Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar adalah alarm keras untuk mengembalikan kesadaran ekologis dalam pembangunan nasional. Pemuda desa, yang sering dianggap berada di pinggiran pusaran pengambilan kebijakan, justru memegang peran paling strategis dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan ketahanan sosial. 

Gerakan tiga hari ini menjadi bukti bahwa desa bukan sekadar objek pembangunan, melainkan sumber energi moral dan sosial yang mampu menggerakkan perubahan.

Akar Desa Indonesia mengkoordinasikan proses penyaluran bantuan dengan pendekatan akuntabel dan transparan. Setiap pengiriman logistik, dana, maupun pergerakan relawan dicatat dan dilaporkan secara berkala kepada jejaring pemuda desa dan mitra yang berkontribusi. Kami memastikan bahwa bantuan benar-benar sampai kepada keluarga terdampak, terutama kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas, serta petani yang kehilangan lahan garapan. Prinsip kerja kami jelas: cepat, tepat, dan berpihak pada mereka yang paling membutuhkan.

Selama proses asesmen lapangan, banyak pemuda desa menyampaikan keprihatinan mendalam bahwa bencana ekologis semakin sering terjadi tanpa kesiapsiagaan memadai. Mereka berharap pemerintah daerah dan pusat memperkuat tata kelola lingkungan, memperbaiki sistem mitigasi, meningkatkan kapasitas desa dalam menghadapi ancaman perubahan iklim, serta membuka ruang kolaborasi lebih luas bagi komunitas desa. Bagi kami, suara pemuda desa ini merupakan aspirasi yang wajib dipertimbangkan dalam setiap rancangan kebijakan pembangunan.

Gerakan 498 pemuda desa ini juga menjadi momentum untuk menegaskan kembali bahwa gotong royong adalah identitas bangsa yang tak boleh hilang. Di saat banyak isu nasional dipenuhi perdebatan politik, pemuda desa memilih berada di garis depan kemanusiaan. Mereka menunjukkan bahwa kekuatan bangsa ini lahir dari persatuan nilai, bukan sekadar struktur kekuasaan. Semangat ini yang ingin terus dirawat oleh Akar Desa Indonesia sebagai organisasi pemuda desa dan organisasi perjuangan yang menjunjung nilai kerakyatan, keadilan, dan keberlanjutan.

Saya menghaturkan terima kasih kepada seluruh pemuda desa yang terlibat dalam gerakan ini. Terima kasih kepada masyarakat umum, mitra komunitas, para donatur, serta jejaring solidaritas yang membantu mempercepat penyaluran logistik. Gerakan ini adalah pengingat bahwa masa depan Indonesia—termasuk masa depan ketahanan iklim dan ketahanan pangan—sangat ditentukan oleh kekuatan pemuda desa.

Akar Desa Indonesia akan terus hadir, menguatkan kapasitas pemuda desa, mengawal isu ekologi, dan merawat gerakan berbasis gotong royong sebagai fondasi Indonesia yang tahan terhadap krisis. Banjir di Sumatera adalah duka kita bersama, dan respon cepat besar-besaran ini adalah komitmen kami untuk selalu berdiri bersama rakyat dalam keadaan apa pun.

Rifqi Nuril Huda
Ketua Umum Akar Desa Indonesia

×
Berita Terbaru Update