Pembuatan(TAMPAHAN.COM) KTP digital atau Identitas Kependudukan Digital (IKD), adalah versi elektronik dari KTP fisik yang dapat diakses melalui aplikasi di ponsel pintar kurang diminati warga Kabupaten Bekasi.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Bekasi, Carwinda mengatakan, hingga kini, hanya sekitar 8 persen warga yang memiliki KTP elektronik juga memiliki KTP digital.
"Saat ini, baru 8 persen dari orang yang memiliki KTP digital di Kabupaten Bekasi," ungkapnya, Senin, 7 Juli 2025.
Meski sosialisasi pembuatan KTP digital hingga kini terus dilakukan, namun minat masyarakat untuk membuatnya masih minim.
"Kita terus sosialisasi dan imbau untuk membuatnya, bisa di kantor kita, bisa di kecamatan atau tempat-tempat yang sifatnya ada kegiatan pelayanan publik," ungkapnya.
Berdasarkan analisanya, penyebab minimnya minat masyarakat disebabkan adanya penipuan yang memanfaatkan digitalisasi identitas. Selain itu, tak semua masyarakat memiliki perangkat seluler yang memadai.
"Kita sih sosialisasi terus berjalan, kalau ada yang membuat KTP kita tawarkan untuk membuat KTP digital, tapi memang ada beberapa warga yang gak punya HP android jadi gak bisa dibuatkan," ujarnya.
Ia pun menyayangkan, meski program yang dirancang Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kemendagri cukup baik. Namun, pada pelaksanaannya, KTP digital belum bisa dipergunakan di beberapa layanan publik.
"Hari ini, juga belum semua layanan pubrik menerima KTP digital, di bank saja belum bisa, harus menggunakan KTP elektronik," tandasnya.
(Alhidayah)
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Bekasi, Carwinda mengatakan, hingga kini, hanya sekitar 8 persen warga yang memiliki KTP elektronik juga memiliki KTP digital.
"Saat ini, baru 8 persen dari orang yang memiliki KTP digital di Kabupaten Bekasi," ungkapnya, Senin, 7 Juli 2025.
Meski sosialisasi pembuatan KTP digital hingga kini terus dilakukan, namun minat masyarakat untuk membuatnya masih minim.
"Kita terus sosialisasi dan imbau untuk membuatnya, bisa di kantor kita, bisa di kecamatan atau tempat-tempat yang sifatnya ada kegiatan pelayanan publik," ungkapnya.
Berdasarkan analisanya, penyebab minimnya minat masyarakat disebabkan adanya penipuan yang memanfaatkan digitalisasi identitas. Selain itu, tak semua masyarakat memiliki perangkat seluler yang memadai.
"Kita sih sosialisasi terus berjalan, kalau ada yang membuat KTP kita tawarkan untuk membuat KTP digital, tapi memang ada beberapa warga yang gak punya HP android jadi gak bisa dibuatkan," ujarnya.
Ia pun menyayangkan, meski program yang dirancang Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kemendagri cukup baik. Namun, pada pelaksanaannya, KTP digital belum bisa dipergunakan di beberapa layanan publik.
"Hari ini, juga belum semua layanan pubrik menerima KTP digital, di bank saja belum bisa, harus menggunakan KTP elektronik," tandasnya.
(Alhidayah)